Farmakologi Thalidomide
Secara farmakologi, thalidomide merupakan suatu imunomodulator yang memiliki efek antiangiogenesis dan antiinflamasi. Obat ini memiliki solubilitas cairan yang buruk. Selain itu, thalidomide juga didistribusikan ke semen dan bisa melewati sawar plasenta.[4,5]
Farmakodinamik
Thalidomide diyakini memberikan efeknya melalui penghambatan dan modulasi kadar berbagai mediator inflamasi, khususnya TNF-α dan IL-6. Selain itu, thalidomide juga terbukti menghambat fibroblast growth factor dasar (bFGF) dan vascular endothelial growth factor (VEGF).
Penelitian menunjukkan bahwa thalidomide mengikat cerebronkiolus, komponen kompleks ligase ubiquitin E3, untuk secara selektif mendegradasi faktor transkripsi IKZF3 dan IKZF1. Kedua faktor transkripsi ini sangat penting untuk proliferasi dan kelangsungan hidup sel mieloma ganas, seperti multiple myeloma.
Thalidomide juga dapat menghambat ekspresi faktor MyD88, protein adaptor yang terlibat dalam jalur pensinyalan produksi TNF-α, pada tingkat protein dan RNA. Selain itu, thalidomide juga mencegah aktivasi NF-kB yang merupakan efektor hulu lain dari jalur produksi TNF-α. Penurunan regulasi NF-kB dan MyD88 dapat memengaruhi interaksi antara jalur NF-kB/MyD88 dan VEGF, yang menghasilkan efek antiangiogenik.[4,5]
Farmakokinetik
Secara farmakokinetik, thalidomide memiliki distribusi yang luas. Obat ini dapat menembus sawar plasenta dan telah dilaporkan menyebabkan cacat janin berat.[4,5]
Absorpsi
Thalidomide memiliki absorpsi yang buruk di traktus gastrointestinal. Kadar puncak plasma umumnya tercapai 2-5 jam setelah dosis oral. Makanan dapat menurunkan laju absorpsi, tetapi tidak terlalu mempengaruhi besaran absorpsi keseluruhan.[4,5]
Distribusi
Thalidomide terikat pada protein sebesar 55-66%. Obat ini didistribusikan ke semen dan dapat melewati plasenta.[4,5]
Metabolisme
Thalidomide mengalami hidrolisis non-enzimatik dalam plasma menjadi beberapa metabolit, seperti 5-hydroxythalidomide (5-OH). Waktu paruh thalidomide pada subjek laki-laki sehat setelah dosis tunggal 200 mg adalah 6,17 ± 2,56 jam.[4,5]
Eliminasi
Thalidomide utamanya diekskresikan melalui urine daam bentuk metabolic hidrolitik. Pada pasien dengan gangguan ginjal berat, telah dilaporkan bahwa tidak terjadi akumulasi obat.[4,5]