Formulasi Thalidomide
Formulasi thalidomide adalah dalam bentuk kapsul dan tablet. Obat ini dikonsumsi secara oral dan sebaiknya tidak diresepkan melebihi keperluan 28 hari dalam satu waktu peresepan.[4,5]
Bentuk Sediaan
Thalidomide tidak memiliki izin edar di Indonesia. Di luar negeri, thalidomide tersedia dalam bentuk kapsul 50 mg, 100 mg, 150 mg, dan 200 mg. Obat ini diindikasikan untuk penanganan multiple myeloma.[4,6,9]
Cara Mengonsumsi
Thalidomide diberikan oral dalam waktu ≥ 1 jam setelah makan, biasanya sebagai dosis tunggal dan lebih baik diberikan pada malam hari untuk mengurangi efek sedasi obat. Ketika meresepkan obat ini, dokter sebaiknya tidak memberikan stok melebihi 28 hari.[4,5]
Catatan Khusus Sebelum Penggunaan
Sebelum memulai terapi dengan thalidomide, tes kehamilan harus dilakukan 2 kali, yaitu 10–14 hari sebelum terapi dan dalam 24 jam sebelum pemberian dosis pertama, untuk memastikan pasien tidak hamil. Selain itu, faktor risiko tromboemboli harus dievaluasi, dan terapi tidak boleh dimulai pada pasien dengan hitung neutrofil (ANC) <750/mm³.
Selama terapi, pasien wanita usia subur harus memastikan penggunaan kontrasepsi yang efektif dan menjalani tes kehamilan secara berkala, yakni setiap minggu pada bulan pertama, kemudian setiap 2-4 minggu.
Pencegahan trombosis merupakan aspek penting dalam terapi thalidomide, terutama pada pasien dengan multiple myeloma. Pasien dengan satu atau tanpa faktor risiko tromboemboli perlu mendapat profilaksis trombosis menggunakan aspirin. Untuk pasien dengan ≥2 faktor risiko, profilaksis dilakukan menggunakan heparin berat molekul rendah (LMWH). LMWH juga diperlukan pada pasien yang menerima thalidomide bersama dosis tinggi dexamethasone, doxorubicin, atau agen antineoplastik lain, terlepas dari faktor risiko tambahan.[5]
Cara Penyimpanan
Thalidomide idealnya disimpan pada suhu 20-25°C. Rentang suhu penyimpanan yang aman adalah 15-30°C. Pastikan bahwa area penyimpanan terlindung dari cahaya.[4,5]