Indikasi Transfusi Darah Masif
Indikasi transfusi darah masif atau massive blood transfusion umumnya adalah kasus kehilangan darah masif, contohnya akibat trauma, komplikasi obstetrik, pembedahan, dan gangguan koagulasi.[4-6]
Trauma Berat dengan Perdarahan Masif
Trauma berat dengan perdarahan masif, seperti luka tembak, kecelakaan kendaraan bermotor, atau trauma tumpul yang menyebabkan hemoragi internal merupakan salah satu indikasi transfusi darah masif.[4]
Secara lebih detail, indikasi transfusi darah masif pada pasien trauma dewasa meliputi:
- Kehilangan darah akut yang mengancam nyawa, biasanya didefinisikan sebagai transfusi ≥10 unit packed red blood cells (PRBCs) dalam 24 jam
Syok hemoragik berat dengan hipotensi dan tanda-tanda hipoperfusi kritis
- Trauma penetrasi atau tumpul yang menyebabkan perdarahan masif
- Pasien yang membutuhkan penggantian volume sirkulasi darah secara cepat untuk mencapai hemostasis bedah
- Koagulopati akibat trauma yang membutuhkan penggantian faktor pembekuan dan komponen darah secara agresif
- Perdarahan yang tidak terkontrol dari berbagai sumber trauma
- Pasien dengan prediksi akan membutuhkan transfusi masif berdasarkan skor penilaian klinis seperti skor Assessment of Blood Consumption (ABC)
- Aktivasi protokol transfusi masif (MTP) oleh tim trauma berdasarkan penilaian klinis pasien[1-3,5,6]
Hemoragi Obstetrik
Komplikasi obstetrik seperti atonia uteri, plasenta previa, emboli cairan amnion, atau ruptur uterus yang menyebabkan perdarahan postpartum masif merupakan indikasi dari transfusi darah masif.[1,2]
Pembedahan Mayor dengan Risiko Perdarahan Tinggi
Prosedur bedah dengan kehilangan darah signifikan, contohnya transplantasi hati dan operasi kardiovaskular kompleks merupakan indikasi transfusi darah masif.[5]
Gangguan Koagulasi Akut
Kondisi seperti disseminated intravascular coagulation (DIC) ataupun trauma-induced coagulopathy yang memerlukan transfusi cepat untuk menggantikan komponen darah yang hilang juga merupakan indikasi.[1-3,5,6]