Farmakologi Ferrous Fumarat
Secara farmakologi, ferrous fumarat merupakan sediaan zat besi yang digunakan untuk suplementasi besi pada kasus defisiensi zat besi. Suplementasi ferrous fumarat bertujuan untuk mengganti cadangan besi dan memicu eritropoiesis.[1-3]
Farmakodinamik
Pada kasus defisiensi besi, termasuk anemia defisiensi besi, ferrous fumarat digunakan sebagai iron replacement therapy. Ferrous fumarate dan sediaan zat besi lain yang diberikan secara oral akan diabsorpsi di duodenum. Zat besi tersebut ditangkap sel entrosit dengan bantuan divalent metal-ion transporter 1 (DMT1).
Selanjutnya, zat besi akan disimpan dalam bentuk ferritin atau dikeluarkan ke serum oleh transporter ferroportin 1 di membran basolateral. Kemudian terjadi oksidasi besi ferrous (Fe2+) menjadi besi ferric (Fe3+) yang dapat berikatan dengan transferrin dan dibawa ke sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin atau disimpan di hati.[2,3,9]
Farmakokinetik
Absorpsi zat besi ditingkatkan oleh vitamin C dan dihambat oleh polifenol yang terdapat pada teh, kopi, dan anggur merah. Proses ekskresi zat besi terjadi melalui urin, feses, rambut, kulit, sputum, kuku, sel mukosa, serta melalui kehilangan darah.[2,9-11]
Absorpsi
Pada suasana asam di lambung, ferrous fumarat terdisosiasi dan menghasilkan ion ferrous. Ion ini diabsorpsi oleh sel mukosa di bagian proksimal duodenum. Ion ferrous kemudian teroksidasi menjadi bentuk ferric dan berikatan dengan protein untuk membentuk feritin.
Subjek dengan jumlah cadangan zat besi yang cukup mengabsorpsi sekitar 10-35% dosis ferrous fumarat yang diberikan. Sementara itu, subjek yang mengalami defisiensi zat besi, mengabsorpsi sekitar 95% dari dosis yang diberikan. Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi besi, sementara polifenol dapat menghambat absorpsi zat besi.[2,9-11]
Distribusi
Feritin di sel mukosa mengeluarkan zat besi ke dalam darah yang selanjutnya berikatan dengan transferin dan dibawa ke organ yang berperan dalam penyimpanan zat besi seperti hati, limpa, dan sumsum tulang. Zat besi yang tersimpan itu selanjutnya akan digunakan untuk sintesis hemoglobin, myoglobin, dan enzim yang mengandung zat besi.[2,9-11]
Metabolisme
Kombinasi antara besi dengan komponen lain yaitu porfirin dan rantai globin akan membentuk hemoglobin. Sekitar 66% zat besi di dalam tubuh ditemukan dalam bentuk hemoglobin, sementara 10-15% ditemukan di myoglobin dan berbagai jenis enzim. Besi disimpan di sel parenkim hati.[2,9-11]
Eliminasi
Zat besi diekskresikan dari dalam tubuh melalui urin, feses, rambut, kulit, sputum, kuku, sel mukosa, dan melalui kehilangan darah. Ferrous fumarat memiliki pola absorpsi dan ekskresi yang sama dengan zat besi yang didapat dari makanan.[2,9-11]